Temanggung, Jawa Tengah – Permasalahan sampah rumah tangga yang terus meningkat seringkali tidak diimbangi dengan pengelolaan yang memadai. Menjawab tantangan tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) menginisiasi program “Tukar Sampah Jadi Berkah” sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dan menunjukkan nilai ekonomi sampah melalui kegiatan penukaran sampah dengan bahan makanan. Program ini dilaksanakan pada 25 Juli dan 1 Agustus 2025 di Desa Jamusan, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung.
Kegiatan ini diikuti oleh warga Desa Jamusan dari berbagai RT, dengan sasaran utama warga Dusun Jamusan. Tahap awal dilakukan sosialisasi melalui pamflet dan undangan yang dibagikan tiga hari sebelum acara. Pada hari pelaksanaan, warga membawa sampah anorganik yang dapat didaur ulang untuk ditukar dengan bahan makanan sesuai nilai sampah yang dikumpulkan. Proses kegiatan dimulai dengan pencatatan nama, penghitungan, dan pemilahan jenis sampah, hingga penyerahan bahan makanan.
Menurut Nabila Dila Septhia, mahasiswa Ilmu Lingkungan FMIPA UNS sekaligus pelaksana program, pendekatan ini tidak hanya memberikan manfaat lingkungan tetapi juga manfaat ekonomi. “Banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa sampah memiliki nilai jual. Melalui program ini, kami ingin mengubah pandangan itu, sekaligus memberikan insentif nyata berupa bahan makanan,” ujarnya.
Antusiasme masyarakat sangat tinggi, terlihat dari partisipasi aktif warga yang tidak hanya menukar sampah, tetapi juga mengajukan pertanyaan dan ide, termasuk usulan pembentukan bank sampah di tingkat desa. Hal ini menunjukkan tumbuhnya rasa kepemilikan dan kepedulian terhadap pengelolaan lingkungan. Kepala Desa Jamusan, Bagiyo Sumedi, menyampaikan apresiasinya kepada tim KKN UNS dan berharap program ini dapat menjadi awal dari sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas yang berkelanjutan.
Dengan kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat, program “Tukar Sampah Jadi Berkah” berpotensi menjadi model edukasi dan pengelolaan sampah yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memperkuat perekonomian warga desa.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook