manggung, Jawa Tengah – Keselamatan dan kesehatan kerja menjadi aspek penting yang sering terabaikan di sektor pertanian, padahal risiko kecelakaan dan gangguan kesehatan di lapangan cukup tinggi. Menyadari urgensi tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) melaksanakan program “Cegah Sebelum Celaka: Sosialisasi dan Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta P3K untuk Warga Desa Sebagai Penggerak Ekonomi” pada Kamis, 14 Agustus 2025, bertempat di Balai Desa Jamusan, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung.
Kegiatan ini diikuti oleh anggota kelompok tani se-Desa Jamusan yang sehari-hari berkecimpung dalam pekerjaan di lahan pertanian dan perkebunan. Materi yang diberikan meliputi pemahaman dasar tentang prinsip K3 di sektor pertanian, identifikasi potensi bahaya di lingkungan kerja, teknik pencegahan kecelakaan, serta pelatihan penanganan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan bantuan hidup dasar berupa resusitasi jantung paru (RJP).
Menurut Kadek, mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS yang menjadi ketua pelaksana program kerja, tujuan utama dari program ini adalah meningkatkan kesadaran petani terhadap pentingnya melindungi diri saat bekerja. “Temanggung merupakan wilayah dengan konsentrasi produk tani dan kebun yang cukup tinggi, hal ini terlihat dari produk kopi dan tembakau yang cukup dikenal di pulau Jawa. Namun, tingginya produksi di sektor tani dan kebun, sejalan dengan tingginya pekerjaan tani. Hal, ini tentunya dapat menjadi perhatian khusus agar produktivitas dan kualitas hidup para pekerja sektor tani tetap terjaga, maka dibutuhkan sosialisasi dan pelatihan terkait K3 di bidang pertanian dan perkebunan agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya keselamatan dan kesehatan dalam bekerja demi masa depan kelompok tani yang gemilang.” ujarnya. Suasana pelatihan berlangsung interaktif dengan sesi diskusi dan praktik langsung. Peserta terlihat antusias mencoba teknik resusitasi jantung paru (RJP), hingga penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tepat berupa caping dan sarung tangan. Beberapa anggota kelompok tani juga berbagi pengalaman pribadi terkait kecelakaan kerja yang pernah mereka alami, sehingga materi terasa relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Kepala Desa Jamusan, Bagyo Sumedi, menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif mahasiswa KKN UNS. “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi petani kami. Dengan pemahaman K3, P3K, serta bantuan hidup dasar ini, semoga para anggota kelompok tani di desa kami akan lebih siap menghadapi risiko kerja di lapangan dan mampu menjaga keselamatan diri maupun rekan kerja.” tuturnya.
Melalui sinergi antara mahasiswa, kelompok tani, dan pemerintah desa, diharapkan pengetahuan K3, P3K dan bantuan hidup dasar dapat terus diaplikasikan secara konsisten, menjadi budaya kerja yang aman, dan pada akhirnya memperkuat ketahanan ekonomi desa melalui sektor pertanian yang lebih sehat dan produktif.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook